Harga minyak dunia mengalami penurunan signifikan ke level di bawah US$ 80 per barel. Angka itu menjadi yang terendah sejak Januari tahun ini.
Mengutip dari CNN, Senin (26/8/2022) minyak dunia jatuh sebanyak 5,7% menjadi US$ 78,73 per barel pada hari Jumat. Itu level intraday terendah sejak 11 Januari.
Menurunnya harga minyak dunia ini kemungkinan bisa menurunkan harga bensin. Namun, penurunan ini menjadi bukti bahwa investor semakin khawatir dengan laju ekonomi global.
Investor khawatir tentang keputusan The Federal Reserve dalam mengendalikan inflasi dengan menaikkan suku bunga. Hal itu menurut investor dirancang untuk memperlambat ekonomi Amerika Serikat (AS) dan akan memasukkan AS ke jurang resesi.
"Mereka sengaja mengirim ekonomi ini menuju resesi," kata Wakil Presiden Energi Berjangka di Mizuho Securities, Robert Yawger.
"Kenaikan suku bunga Fed membunuh permintaan untuk segalanya, khususnya energi," lanjutnya.
Di Amerika Serikat (AS) sendiri harga bensin terus menerus turun selama 98 hari berturut-turut. Rata-rata nasional untuk harga bensin reguler US$ 3,69 per galon pada hari Jumat, menurut American Automobile Association (AAA). Itu jauh di bawah puncak 14 Juni US$ 5,02 per galon.
Pada Maret lalu, harga minyak dunia padahal sempat melampaui US$ 130 per barel. Hal itu dipicu karena sedikitnya pasokan minyak dari Rusia, di mana negara itu merupakan pengekspor minyak ke berbagai negara.
Simak Video "Jawaban Dirut Pertamina soal Minyak Dunia Turun Tapi BBM Subsidi Naik"
[Gambas:Video 20detik]
(zlf/zlf)
Harga Minyak Dunia Ambruk di Bawah US$ 80/Barel, Harga BBM Gimana? - detikFinance
Read More
No comments:
Post a Comment