Jakarta, CNBC Indonesia - Emas terus bersinar dalam dua hari terakhir. Pada perdagangan Kamis (28/7/2022) pukul 06:05 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.736,29 per troy ons. Harga emas menguat 0,14%.
Penguatan tersebut memperpanjang tren positif emas yang sudah berlangsung selama dua hari. Pada perdagangan kemarin, emas juga ditutup menguat 0,98% ke posisi US$ 1.733,89 per troy ons.
Dalam sepekan, harga emas masih menguat 1,03% secara point to point. Dalam sebulan, harga emas masih menyusut 4,6% sementara dalam setahun merosot 3,9%.
Selama sepekan terakhir, emas juga melakukan pembalikan arah yang sangat signifikan. Pada 20 Juli lalu, harga emas terperosok hingga berada di bawah level psikologis US$ 1.700 per troy ons.
Namun, emas perlahan-lahan bangkit dan mampu menyentuh level US$ 1.736 per troy ons. Sejak 20 Juli lalu, harga emas sudah naik US$ 39,9 atau 2,34%.
Kenaikan harga emas ditopang oleh keputusan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) untuk menaikkan suku bunga acuan (Federal Funds Rate/FFR) sebesar 75 bps menjadi 2,25% hingga 2,5% pada Kamis dini hari waktu Indonesia.
Kenaikan tersebut sesuai dengan ekspektasi pelaku pasar. Pernyataan Chairman The Fed Jerome Powell terkait dampak negatif kenaikan suku bunga terhadap ekonomi AS juga mendorong emas. Pernyataan Powell menjadi sinyal jika The Fed kemungkinan akan sedikit mengerem kebijakan agresif mereka.
"Jika pasar yakin jika kenaikan suku bunga acuan tidak akan secepat semula maka ini akan mendorong pergerakan emas ke depan. Kita suda melihat sendiri bagaimana emas menguat hari ini," tutur analis dari High Ridge Futures David Meger, kepada Reuters.
Kenaikan suku bunga acuan The Fed menjadi faktor yang melemahkan harga emas sejak Mei tahun ini. Kenaikan suku bunga membuat dolar AS menguat dan yield surat utang pemerintah AS meningkat.
Keduanya berdampak negatif ke emas karena dollar yang menguat membuat emas makin mahal. Kenaikan yield semakin membuat emas tidak menarik karena sang logam mulia tidak menawarkan imbal hasil.
Kendati menguat, analis Standard Chartered Suki Cooper mengingatkan emas masih rawan pelemahan. Pasalnya, The Fed kemungkinan masih akan menaikkan suku bunga acuan pada September mendatang.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Kalah Sama Dolar, Emas Tumbang ke Level Terendah 2 Bulan!
(mae/mae)
The Fed Dongrak Bunga Acuan, Harga Emas Malah Naik - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment