Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia kembali anjlok. Kekhawatiran soal resesi membuat harga si emas hitam terkoreksi.
Kemarin, harga inyak jenis brent ditutup di US$ 110,05/barel. Turun 1,51% dibandingkan hari sebelumnya.
Sementara yang jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) harganya US$ 104,27/barel. Ambles 1,81%.
Kecemasan akan perlambatan ekonomi global sepertinya kian menebal. Perlambatan ekonomi dipicu oleh langkah bank sentral di berbagai negara yang agresif menaikkan suku bunga acuan atas nama 'perang' melawan inflasi.
Di Amerika Serikat (AS), bank sentral The Federal Reserve/The Fed menegaskan komitmen melawan inflasi dengan komitmen penuh. Dalam paparan di hadapan Senat, Ketua The Fed Jerome 'Jay' Powell menyebut adalah sebuah tantangan untuk meredam inflasi tanpa mengerem pertumbuhan ekonomi.
"Tantangan saat ini adalah kami mengetatkan (kebijakan moneter), yang akan menurunkan pertumbuhan ekonomi. Ada risiko angka pengangguran akan naik," ungkap Powell, sebagaimana diwartakan Reuters.
Oleh karena itu, kemungkinan terjadinya resesi di Negeri Paman Sam semakin ramai diperbincangkan. Ingat, AS adalah perekonomian terbesar di dunia, sang lokomotif, sang kepala naga. Andai AS benar-benar sampai jatuh ke 'jurang' resesi, maka dunia akan merasakan dampaknya.
"Resesi di AS semakin dibahas dan makin nyata. Hantu resesi di AS mulai disebut oleh berbagai ekonom dan policy maker. Ekonomi di AS menjadi faktor yang mempengaruhi outlook perekonomian dunia," tegas Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
"Kalau AS, dan kemudian seluruh dunia, masuk ke zona resesi, maka permintaan (minyak) pasti akan turun," ujar Andrew Lipow, Presiden Lipow Oil Associates yang berbasis di Houston (AS), seperti dikutip dari Reuters.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Artikel Selanjutnya
Harga Minyak Ambruk, Ada yang Turun 2% Lebih!
(aji/aji)
'Hantu' Resesi Makin Ngeri, Harga Minyak Turun Lagi - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment