Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Persediaan minyak mentah Amerika Serikat (AS) turun dalam tiga pekan berturut-turut hingga pekan lalu. Permintaan bahan bakar justru terus meningkat sejak Maret 2020.
Analis Monex Investindo Futures Andian Wijaya menilai laporan minyak mentah AS dari Energy Information Administration (EIA) yang turun berimbas pada harga minyak AS West Texas Intermediate (WTI). “Makin susutnya cadangan minyak akan menopang harga minyak naik,” kata Andian kepada Kontan.co.id, Kamis (26/8).
Kamis (26/8) pukul 15.40 WIB, harga minyak mentah WTI berada di angka US$ 67,72 per barel. Angka tersebut turun 0,94% dari penutupan perdagangan Rabu (25/8) di angka US$ 68,36 per barel. Akan tetapi, dari penutupan perdagangan pekan lalu, harga minyak sudah naik 8,66%.
Baca Juga: Harga minyak stabil tinggi, terdorong penurunan stok minyak AS
Andian melihat sentimen positif yang dapat mengangkat harga minyak berasal dari optimisme data ekonomi global yang meningkat. Selain itu, penurunan angka kasus Covid-19 juga dapat menopang harga minyak.
Akan tetapi, peningkatan produksi minyak dari OPEC+ dan angka kasus baru dari pandemi Covid-19 bisa menyebabkan harga minyak turun. Hingga akhir tahun dia menaksir harga minyak tidak akan terlalu banyak bergerak signifikan.
Ini dikarenakan peningkatan produksi minyak mentah dari OPEC+ yang masih berlanjut. “Selain itu, optimisme vaksinasi Covid-19 akan dapat membantu pemulihan ekonomi,” imbuh Andian.
Di akhir tahun Andian memperkirakan harga minyak akan bergerak di rentang Rp US$ 60 per barel–US$ 70 per barel.
Baca Juga: Harga minyak mentah bertahan di atas US$70 setelah reli dua hari
Sebagai ungkapan terimakasih atas perhatian Anda, tersedia voucer gratis senilai donasi yang bisa digunakan berbelanja di KONTAN Store.
Harga minyak mentah diprediksi bergerak tipis hingga akhir tahun - Investasi Kontan
Read More
No comments:
Post a Comment