Jakarta, CNBC Indonesia - Harga komoditas minyak sawit mentah (CPO) terpantau melemah pada perdagangan Selasa (17/8/2021), di tengah kekhawatiran pasokan global, tetapi penurunan tajam pada ekspor Agustus sejauh ini membatasi kenaikan.
Harga CPO untuk kontrak November 2021 di Bursa Malaysia tercatat menyentuh level RM 4.398/ton pada pukul 14.44 WIB hari ini, merosot 1,1% dibandingkan sehari sebelumnya.
|
Hal ini karena short-covering dari pembicaraan terus-menerus tentang kerugian produksi di Malaysia dan Indonesia dan ekspektasi stok sisa minyak sawit yang lebih rendah untuk musim baru.
Menurut Anilkumar Bagani, kepala penelitian pialang minyak nabati Sunvin Group mengatakan bahwa antisipasi bea keluar minyak sawit mentah (CPO) Indonesia untuk September naik lebih tinggi menjadi US$ 166 per ton, dari sebelumnya sebesar US$ 93 per ton pada Agustus.
"Antisipasi ini juga mendukung harga karena akan menguntungkan ekspor Malaysia," kata Bagani, dikutip dari Reuters.
Sementara itu, Ekspor minyak sawit Malaysia selama 1-15 Agustus turun antara 15% dan 24% dari periode yang sama di bulan Juli.
"Oil World memperkirakan harga minyak sawit mentah akan melemah pada akhir Desember 2021 dan akan terus melemah hingga semester I-2021, dengan asumsi tidak ada gangguan cuaca," kata UOB Kay Hian dalam sebuah catatan, dikutip dari Reuters.
Direktur eksekutif Oil World, Thomas Mielke memperkirakan harga CPO free on board (FOB) Indonesia turun menjadi US$ 1.000 per ton pada akhir 21 Desember, dan berkisar antara US$ 800-850 per ton sepanjang semester I tahun 2022.
"Ini karena ekspektasi pasokan minyak nabati global yang lebih kuat pada 2021/2022 setelah rekor harga tinggi tahun lalu mendorong penanaman dan penjatahan permintaan karena harga tinggi," kata UOB.
Mielke memperkirakan produksi minyak sawit dunia akan rebound sebesar 2,1 juta ton pada 2020/202, dan 3,8 juta ton di musim depan. Tetapi stok pembukaan yang rendah akan mengimbangi pertumbuhan produksi.
Sementara itu dari bursa Dalian, kontrak kedelai teraktif Dalian, DBYcv1 naik 1%, sementara kontrak minyak sawit DCPcv1 naik 1,2%. Harga kedelai di Chicago Board of Trade (CBoT), BOcv1 naik 0,5%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
(chd/chd)
Harga CPO Tiba-Tiba Ambruk, Ada Apa? - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment