Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara berhasil naik setelah koreksi selama dua hari beruntun. Meski kenaikannya cukup tajam, tetapi belum bisa menutup penurunan selama dua hari tersebut.
Kemarin, harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) tercatat US$ 148,6/ton. Melonjak 1,5% dari hari sebelumnya.
Akan tetapi, kenaikan ini masih belum cukup untuk memulihkan luka. Sebab dalam dua hari sebelumnya, harga si batu hitam ambles sampai 4,15%.
|
Toby Hassall, Analis Refinitiv, menilai faktor fundamental batu bara masih kondusif untuk menopang kenaikan harga. Pasokan masih belum banyak sementara permintaan naik pesat.
"Permintaan batu bara pulih dalam pola v-shaped seiring peningkatan aktivitas masyarakat dunia. Ini membuat perdagangan batu bara meningkat dan sudah menutup sebagian besar koreksi yang disebabkan pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19)," sebut Hassall dalam risetnya.
Pandemi virus corona, lanjut Hassall, membuat produsen batu bara menyesuaikan diri dengan mengurangi produksi untuk merespons penurunan permintaan. Sampai saat ini produksi belum bisa normal seperti masa pra-pandemi.
Situasi ini diperkirakan masih akan bertahan dalam waktu dekat. Namun dalam jangka yang lebih panjang, kemungkinan kenaikan pasokan akan membatasi kenaikan harga.
"Permintaan yang tinggi membuat margin yang didapat produsen meningkat pesat. Ini akan membuat produsen bergairah dan meningkatkan produksi. Pada saatnya, tambahan produksi akan menekan kenaikan harga," demikian Hassall.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Dua Hari Rontok 4%, Harga Batu Bara Hari Ini Nanjak 1,5% - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment