Rechercher dans ce blog

Thursday, April 29, 2021

Pasokan China Menipis, Harga Batu Bara Lanjut Reli Market - 1 jam yang lalu - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara termal ICE Newcastle kembali melanjutkan tren penguatannya. Prospek pertumbuhan ekonomi di Asia yang lebih baik dan ketatnya pasokan batu bara domestik China menjadi faktor yang membuat harga batu bara naik. 

Pada penutupan perdagangan kemarin (28/4/2021), harga kontrak futures (berjangka) batu bara Newcastle naik 0,8% ke US$ 88,7/ton. Harga batu bara semakin mendekati level psikologis US$ 90/ton.


Asian Development Bank (ADB) dalam laporan terbarunya memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia bakal mencapai 7,3% tahun ini. Lebih tinggi dari estimasinya di bulan Desember lalu yang hanya 6,8%. 

Revisi ke atas proyeksi pertumbuhan ekonomi Asia ini dipicu oleh masifnya program vaksinasi di kawasan Asia dan diuntungkan juga dengan adanya momentum pemulihan ekonomi global. 

Asia merupakan pasar batu bara terbesar di dunia. Perbaikan aktivitas ekonomi diharapkan turut mendongkrak permintaan energi salah satunya adalah batu bara. Apalagi di China sebagai ekonomi terbesar di Asia sekaligus importir batu bara terbesar mengalami ketatnya pasokan batu bara domestik. 

Argus Media melaporkan Provinsi Shanxi sebagai penghasil batu bara terbesar kedua di China telah menghentikan operasi di empat tambang karena melanggar aturan keselamatan.

Hal ini dapat mengurangi pasokan batu bara dalam negeri China. Operasi di tambang dihentikan setelah administrasi darurat Shanxi melakukan pemeriksaan keamanan di 24 tambang lokal selama 11-21 April. Administrasi mengidentifikasi 384 pelanggaran peraturan keselamatan dan mengenakan sanksi berupa denda senilai U$ 608.000.

Di saat ekonomi China diprediksi bakal tumbuh dengan laju di atas 8% tahun ini dan membutuhkan banyak energi,pasokannya malah berkurang. Konsumsi batu bara China diramal akan tetap kuat. Di kuartal kedua tahun ini konsumsi listrik China diprediksi naik 9% (yoy) dibanding tahun lalu.

China Electricity Council (CEC) memperkirakan konsumsi listrik tahun ini naik 7-8% dibanding tahun 2020. Pada Februari lalu CEC meramal konsumsi listrik naik 6-7%. Namun setelahnya konsumsi listrik diramal naik lebih tinggi di angka 7-8%.

Lebih lanjut CEC mengatakan pertumbuhan konsumsi listrik bisa melebihi 8% tahun ini jika suhu musim panas yang tinggi mempengaruhi sebagian besar negara untuk waktu yang lama yang secara signifikan akan meningkatkan permintaan pendingin udara.

Disebutkan juga bahwa peningkatan tahunan pada paruh kedua tahun 2021 akan lebih rendah dari pada semester pertama, karena basis yang relatif rendah pada awal tahun 2020 akibat dampak Covid-19.

Kenaikan konsumsi listrik China tentu saja akan ikut mengerek permintaan batu bara terutama jenis termal yang banyak disuplai oleh Indonesia. Di saat China dan Australia juga masih bersitegang, jelas ini menjadi katalis positif bagi sektor tambang batu bara RI.

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]

(twg/twg)

Let's block ads! (Why?)


Pasokan China Menipis, Harga Batu Bara Lanjut Reli Market - 1 jam yang lalu - CNBC Indonesia
Read More

No comments:

Post a Comment

Cek Harga Pangan Hari Ini, Cabai Merah Keriting Naik Jadi Rp 52.800 Perkilo - TribunJakarta.com

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA -  Cek harga pangan di Jakarta pada hari ini, Senin (9/1/2023). Beberapa komoditas, memiliki harga yang stabil p...