Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara mulai bangkit menjelang akhir tahun. Pada perdagangan Rabu (28/12/2022), harga batu kontrak Januari di pasar ICE Newcastle ditutup di posisi US$ 375,6 per ton. Harganya menguat 1,37% dibandingkan perdagangan hari sebelumnya.
Penguatan kemarin menjadi kabar positif setelah harga batu bara melandai 0,16% pada Selasa pekan ini.
Dalam sepekan, harga batu bara menguat 0,49% secara point to point. Dalam sebulan, harga batu bara juga naik 1,9% sementara dalam setahun melesat 123,5%.
Menguatnya kembali harga batu bara ditopang berita positif dari China. Seperti diketahui, Tiongkok terus melonggarkan kebijakan Covid mereka. Negara Tirai Bambu akan mencabut persyaratan karantina untuk semua pelancong yang datang dari luar perbatasan negara mulai 8 Januari 2023. Kabar tersebut diumumkan Komisi Kesehatan Nasional (NHC) awal pekan ini.
Negara itu juga akan menghapus semua tindakan pembatasan Covid lainnya untuk pelancong, termasuk karantina untuk pasien positif dan pelacakan kontak.
Pelonggaran tersebut disambut positif pelaku pasar komoditas karena China adalah konsumen terbesar batu bara. Pelonggaran diharapkan bisa meningkatkan permintaan akan batu bara.
Menyusul pelonggaran di China, sejumlah analis dan lembaga memperkirakan ekonomi Tiongkok akan bangkit pada tahun depan.
Nikkei Asia melakukan survei terhadap 37 ekonom mengenai proyeksi ekonomi China. Pada tahun depan, ekonomi Tiongkok diperkirakan mencapai 4,7%. Pertumbuhan akan lebih tinggi dibandingkan pada 2022 yang diperkirakan menyentuh 3%.
Kepala ekonom Zheshang Securities, Li Chao, bahkan memperkirakan pertumbuhan ekonomi China bisa menembus 5,1% pada tahun depan.
Sentimen positif dari China mengubur kencangnya sentimen negatif dari Eropa. Permintaan batu bara dari Eropa diproyeksi melandai karena suhu yang lebih hangat selama musim dingin serta lonjakan produksi listrik dari pembangkit tenaga angin.
Dengan suhu yang lebih hangat maka penggunaan listrik untuk pemanas ruangan tidak setinggi pekan-pekan sebelumnya. Kondisi tersebut membuat kekhawatiran akan menipisnya pasokan energi, termasuk gas, tidak terjadi.
Produksi listrik dari tenaga angina d Jerman diperkirakan naik 4,4 gigawatts (GW) per hari menjadi 40,1 GW pada Kamis sementara di Prancis meningkat 1,8 GW menjadi 11,1 GW.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Harga Batu Bara Ambruk Lagi, Turun 3,58%
(mae/mae)
Terima kasih China, Harga Batu Bara Kembali Membara - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment