TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi tak menampik harga telur ayam kini masih tinggi menembus Rp 31 ribu per kilogram. Namun, menurutnya, harga tersebut akan segera turun seusai liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru).
"Selepas Nataru, harganya akan jatuh lagi. Jadi ada satu waktu di mana pasokan di peternak bisa lebih, ada satu waktu harganya jatuh," ujarnya saat ditemui Tempo di Jakarta Utara pada Jumat, 16 Oktober 2022.
Dia menilai harga telur masih relatif stabil lantaran tak terlalu jauh dari harga acuan pembelian (HAP)--Rp 27 ribu per kilogram. Arief menjelaskan harga telur di peternakan kini berkisar Rp 27 ribu per kilogram. Kemudian pedagang menjual ke konsumen dengan keuntungan sekitar Rp 4.000 sampai Rp 5.000 per kilogram.
Untuk mencegah agar fluktuasi harga tak terlalu tinggi, Bapanas akan terus berdialog dengan peternak layer. Dia berharap harga telur di peternakan segera turun menjadi Rp 24-25 ribu per kilogram. Sehingga, harga di konsumen dapat kembali mendekati HAP yang telah ditetapkan pemerintah.
Baca: Harga Telur dan Daging Ayam Pekan Ini Terpantau Naik, Cabai dan Bawang Turun
Sebelumnya, sejumlah asosiasi dan koperasi petelur yang tergabung dalam Rumah Bersama sepakat untuk menjual telur di atas HAP, yakni Rp 27.500 per kilogram. Angka tersebut ditetapkan oleh Rumah Bersama dengan mempertimbangkan besarnya ongkos angkut bagi peternak di Jawa Timur untuk mengirimkan ke Jakarta sekitar Rp 1.200. Kemudian, ditambah biaya kertas alas telur sebesar Rp 500.
Demo Peternak karena Harga Ayam Karkas
Komunitas Peternak Unggas Nasional (KPUN) sempat menggelar demo pada Selasa, 13 Desember 2022 di tiga titik di Jakarta, yakni depan kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Lapangan Banteng, dan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU RI). Para peternak protes atas naiknya harga ayam karkas yang menembus Rp 40 ribu per kilogram.
Kenaikan harga tersebut menyebabkan industri ayam dan telur terganggu. Ketua KPUN Alvino Antonio mengatakan kenaikan harga ayam karkas tak diiringi dengan peningkatan harga ayam hidup (livebird) di tingkat peternak UMKM mandiri.
“Posisi harga ayam hidup di kandang saat ini mencapai Rp 18.500 sampai 19 ribu per kilogram. Padahal, harga acuan pemerintah (HAP) sesuai dengan Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan Nomor 5 Tahun 2022) Rp 21-23 ribu per kilogram,” ucap Alvino, Selasa, 13 Desember 2022.
Peternak merasa tak mendapat perlindungan dari pemerintah. Hampir lima bulan lamanya, kata dia, peternak menderita kerugian lantaran mempertahankan harga ayam hidup di bawah harga pokok produksi (HPP), yakni Rp 19.500 sampai 20 ribu per kilogram. Kemudian peternak mendesak Kemenko Bidang Perekonomian untuk segera membuat draft Rancangan Peraturan Presiden tentang Perlindungan Peternak Rakyat Ayam Ras seperti yang diamanatkan oleh UU Nomor 18 Tahun 2009 juncto UU Nomor 41 Tahun 2014 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan.
Pasalnya, peternak mengendus adanya maladministrasi oleh Kementerian Pertanian atas Permentan Nomor 32 Tahun 2017. Peternak mendesak KPPU segera menginvestigasi potensi kartel dan monopoli bisnis di bidang industri unggas. Ketiga, peternak mendesak Ombudsman RI melakukan investigasi atas prakarsa sendiri.
"Ada potensi permainan monopoli bisnis yang sangat kuat oleh industri. Padahal, kami sama-sama melakukan bisnis yang sama, yakni sama-sama ayam ras,” kata Alvino. Alvino meminta semua pihak membuka data bisnis unggas atas kecurigaannya terhadap praktik monopoli dan kartel.
NABILA NURSHAFIRA
Baca juga: Pengusaha Pasok 45 Truk Telur untuk Jaga Harga Menjelang Natal dan Tahun Baru
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.
Badan Pangan Prediksi Harga Telur Bakal Jatuh Setelah Natal dan Tahun Baru - Bisnis Tempo.co
Read More
No comments:
Post a Comment