Harga emas tercatat terus mengalami penurunan dalam beberapa waktu terakhir. Penurunan ini disebut bisa terus berlanjut karena kondisi ekonomi dunia yang masih dibayangi ketidakpastian.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengungkapkan jika harga emas saat ini bisa menyentuh US$ 1.550 per troy ounce.
Memang angka ini bukanlah level terendah. Ibrahim mengungkapkan level terendah harga emas terjadi pada 1 Agustus 2018 di posisi US$ 1.081 per troy ounce.
"Itu harga terendah emas dunia, waktu itu dolar AS diperdagangkan di posisi Rp 14.300," kata dia saat dihubungi, Sabtu (1/9/2022).
Ibrahim mengungkapkan, setelah harga emas menyentuh level terendah banyak orang berinvestasi di logam mulia. Pada 2020 saat pandemi COVID-19 terjadi harga melonjak gila-gilaan ke level US$ 2.074 per troy ounce.
Kemudian tak lama, harga kembali terkoreksi ke posisi rendah mendekati US$ 1.600 per troy ounce. Pada tahun 2021 harga emas masih bertengger di posisi US$ 1.651.
"Pada awal 2022 ini naik lagi jadi US$ 2.070, lalu terakhir sudah menyentuh US$ 1.614 per troy ounce dan ada kemungkinan besar ke posisi US$ 1.550 per troy ounce," jelas dia.
Ibrahim mengungkapkan penurunan atau kenaikan harga emas disebabkan oleh mekanisme pasar atau market maker yang ada.
Menurut dia untuk berinvestasi emas ini membutuhkan waktu yang panjang atau minimal menengah. "Jadi kalau emas tidak bisa jangka pendek investasinya. Minimal itu tiga tahun, itu minimal sekali. Lebih baik lagi jangka panjang," jelas dia.
(kil/eds)Sabar Dulu, Harga Emas Diramal Masih Bisa Turun Lagi - detikFinance
Read More
No comments:
Post a Comment