Rechercher dans ce blog

Sunday, October 9, 2022

Katanya Baju Bekas, Tapi Kok Harganya Mahal? - CNN Indonesia

Jakarta, CNN Indonesia --

Natasa (19), seorang mahasiswa yang gemar berburu baju bekas di Pasar Cimol Gedebage sejak lama mengaku tak kaget saat melihat harga pakaian yang kian fantastis. Baju yang biasanya bisa ia beli dengan hanya kisaran puluhan ribu, kini bisa mencapai ratusan ribu rupiah.

"Sekarang jadi pada mahal. Kayaknya sekarang para pedagang tahu harga pakaian bekas yang bermerek dan enggak. Jadi, mereka pasang harga yang mahal," kata dia saat berbincang dengan CNNIndonesia.com di Bandung, September lalu.

Harga pakaian bekas yang mahal juga dikeluhkan oleh Devita (20), mahasiswi yang belakangan gemar membeli berburu baju bekas baik online maupun offline.

"Sudah enggak worth it, sih. Sekarang, kalau dibanding harga baju thrifting dengan harga baju baru jatuhnya beda tipis. Jadi, mendingan beli yang baru karena kualitasnya pun masih bagus biar pun beda merek," ucapnya.

Dengan kondisi sedang viral dan mulai banyak dilirik oleh banyak orang, toko thrift seolah mendapatkan celah mendapatkan pundi-pundi keuntungan. Anggapan itu tak selalu benar, meski ada beberapa yang memanfaatkan situasi sekarang.

Baik thrift shop online atau yang mendatangi toko langsung, selisih harga dengan di pasar memang sering ditemukan. Apa alasannya, ya?

Menurut Kiki dari thrift shop Hayfrankclub di Bandung, harga pakaian bekas bisa bernilai tinggi karena pembeli tak perlu lagi susah-susah hunting dan mencari yang terbaik, seperti halnya membeli langsung di pasar loak.

"Karena ada proses hunting barang, QC [quality control] barangnya, proses foto barangnya biar terlihat menjual. Intinya, ada fee yang harus dibayar oleh buyer," kata Kiki di Bandung, pada September lalu.

Selaku penjual, Kiki merasa wajar jika harga barang hasil thrift itu bisa sampai berjuta-juta. Misalnya saja, unsur historis dan kelangkaan dari pakaian bekas yang ada di thrift shop tersebut sehingga memengaruhi harga jualnya.

Selain itu, perlakukan terhadap barang juga disebut Kiki jadi salah satu faktor yang membuat harga baju bekas di zaman kiwari melambung. Meski barang bekas, ia selalu mengutamakan kebersihan.

"Sudah melalui proses setrika uap, untuk kemeja dan kaos kita laundry dulu dan selalu kita sarankan untuk di-laundry kembali," ucapnya.

ilustrasi ThriftingIlustrasi. Saat ini, harga-harga baju bekas di pasar thrifting terbilang melambung tinggi. (istockphoto/kali9)

Senada dengan Kiki, Rizal, reseller barang thrift jaket melihat banyak pembeli yang berasal dari luar Bandung. Sehingga, mereka memilih membeli barang bekas dari marketplace.

"Yang begini, mah, enggak bersaing. Karena jualnya satuan, kadang yang beli ingin sekaligus dua, bahkan karungan. Sekarang, mah, pembeli tertarik barang second tapi ori [orisinal]," ujarnya.

Baik Kiki maupun Rizal sepakat bahwa menjual pakaian bekas punya peluang bisnis yang menguntungkan. Selain bisa dijual dengan harga yang lebih mahal, peminatnya juga tidak pernah sepi.

"Produk lokal sebenarnya bagus, tapi orang lebih suka merek. Itu kenapa bisnis ini tetap ada," ucap Rizal.

Eksistensi baju bekas juga telah terbangun sejak lama, meski dulu belum dikenal dengan istilah thrifting. Eksistensi itu tampaknya bertahan hingga saat ini.

Kiki tak mau ambil pusing soal permainan harga. Ia yakin pasar barang-barang second-hand akan terus punya peminat.

"Balik lagi bagaimana fesyen lokal dan thrift bisa dimainkan produknya itu dengan benar, pasti punya pasar sendiri," tuturnya.

(hyg/asr)

[Gambas:Video CNN]

Adblock test (Why?)


Katanya Baju Bekas, Tapi Kok Harganya Mahal? - CNN Indonesia
Read More

No comments:

Post a Comment

Cek Harga Pangan Hari Ini, Cabai Merah Keriting Naik Jadi Rp 52.800 Perkilo - TribunJakarta.com

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA -  Cek harga pangan di Jakarta pada hari ini, Senin (9/1/2023). Beberapa komoditas, memiliki harga yang stabil p...