Jakarta, CNBC Indonesia - Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di dalam negeri pada November 2022 ini terancam naik lagi. Hal ini disebabkan, faktor penentu harga BBM tersebut terus mengalami kenaikan juga pelemahan, yakni harga minyak mentah dunia dan juga kurs rupiah terhadal dolar Amerika Serikat (AS).
Mengutip Refinitiv pada penutupan perdagangan Rabu (19/10/2022) berada di Rp 15.495/US$. Sementara harga minyak minyak Brent tercatat US$92,41 per barel, naik 2,6%. Sementara jenis light sweet West Texas Intermediate (WTI) tercatat US$85,55 per barel. Naik 3,3%.
Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro menilai, kurs rupiah yang terus melemah dapat berdampak pada harga BBM di dalam negeri. Kenaikan harga BBM bergantung pada dua faktor yaitu jika rupiah terus melemah maka harga BBM dapat naik. Kedua, bila harga minyak mentah dunia naik maka kecil kemungkinan potensi harga BBM turun.
"Kalau dilihat dari sisi nilai tukar rupiahnya, (harga BBM) malah naik harusnya, ini kalau dari kacamata rupiah. Kalau dari kacamata harga minyaknya ya tergantung rata-rata turun apa nggak," ungkap Komaidi pada CNBC Indonesia, Selasa (18/10/2022).
Komaidi menambahkan, perhitungan naik atau turunnya harga BBM di dalam negeri mengikuti formula pemerintah. Adapun formula yang digunakan adalah dengan perhitungan dua bulan ke belakang dari faktor-faktor harga minyak mentah maupun kurs untuk menentukan harga BBM pada satu bulan ke depan.
Senada dengan itu, Pengamat Ekonomi dan Energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi menyebutkan bahwa pelemahan kurs dan melonjaknya harga minyak mentah dunia sangat berpengaruh pada harga BBM di Indonesia. Pasalnya, perhitungan keekonomian harga BBM subsidi maupun non subsidi berdasarkan tiga faktor utama yaitu harga minyak dunia, kurs rupiah, dan inflasi.
"Inflasi masih terkendali lah, tapi dua variabel tadi bisa menyebabkan kenaikan harga keekonomian, baik dari (BBM) subsidi maupun non subsidi," jelasnya pada CNBC Indonesia, di kutip Kamis (20/10/2022).
Dia menambahkan, BBM subsidi yang dikendalikan oleh pemerintah dengan kondisi kurs rupiah yang melemah, maka pemerintah kemungkinan bisa kembali menaikkan harga BBM subsidi sebagai jalan keluar.
"Tapi kalau BBM subsidi itu kan ditetapkan pemerintah berdasarkan formula tadi. Alternatifnya dengan kondisi sekarang kursnya melemah, kemudian harga minyak dunia mendekati US$ 100 gitu ya, maka pilihannya kalau tidak dinaikkan harga BBM subsidi, maka beban APBN untuk subsidi akan membengkak, alternatifnya menaikkan," paparnya.
Selain itu, Fahmy menyebutkan harapan harga BBM akan turun di bulan November 2022 mendatang akan pupus bila melihat harga minyak terus melonjak dan kurs melemah.
"Kalau melihat variabel yang menjadi perhitungan dalam formula tadi, apakah harga minyak dunia sudah US$ 91, kurs rupiah makin melemah, sepertinya harapan turun ga mungkin deh," tuturnya.
Seperti diketahui, ada dua faktor yang mempengaruhi harga BBM ini yaitu melemahnya nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dan harga minyak mentah dunia.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Harga BBM RI Lebih Murah dari Negara Lain, Ini Faktanya..
(pgr/pgr)
Kantong Makin Kering, Harga BBM November Terancam Naik Lagi! - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment