Jakarta, CNBC Indonesia - Pengusaha makanan dan minuman sudah mewanti-wanti bakal terjadi kenaikan harga paling lambat di awal tahun depan. Penyebabnya karena harga bahan baku sudah naik dalam beberapa waktu terakhir ini.
Ditambah, harga bahan bakar minyak (BBM) yang juga sudah naik sejak awal September lalu. Dan diikuti tren kenaikan inflasi.
"Karena kenaikan BBM hampir tidak naik harga, nah kita akan review akhir tahun ini atau awal tahun, kemungkinan makanan minuman akan naik harga 5-7%. Itu perkiraan saya seperti itu," kata Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman GAPMMI Adhi S Lukman di Rabu (19/10/2022).
Beberapa bahan baku sudah menjadi perhatian utama pengusaha makanan dan minuman, seperti biji-bijian termasuk gandum. Karena itu, lanjut dia, kenaikan harga produk makanan dan minuman olahan bakal tak terhindarkan.
"Tahun depan itu biji bijian pasti akan tinggi, energi akan tinggi, ini yang kita harus waspadai, untuk antisipasi itu kita perlu mengkalkulasi. Makanya industri makanan dan minuman sudah mengkaji," kata Adhi.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Didi Sumedi mengatakan, pihaknya bakal mengintensifkan perjanjian dagang antara RI dengan negara lain dalam mengamankan bahan baku. Bukan tak mungkin, menggenjot impor bahan baku juga menjadi opsi.
"Kita lakukan kerjasama dengan beberapa negara supaya amankan pasokan. Biasanya pak menteri concern masalah kedelai, gandum, komoditas yang kita butuhkan produk bahan baku dalam negeri," kata Didi.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Inflasi Mei Melambat, Hingga Singapura Krisis Ayam
(dce)
Inflasi Bikin Pengusaha Makanan 'Gerah', 2023 Mau Naik Harga - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment