Rechercher dans ce blog

Thursday, October 6, 2022

Dua Kubu Beradu, Harga Batu Bara Jadi Diam di Tempat - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Tarik-menarik dua faktor yang saling berlawanan membuat harga batu bara diam di tempat. Pada perdagangan Kamis (6/10/2022), harga batu kontrak November di pasar ICE Newcastle ditutup di US$ 405,95 per ton. Harganya menguat tipis 0,05% dibandingkan hari sebelumnya.

Penguatan harga batu bara pada perdagangan kemarin memutus tren negatif batu bara yang sudah berkutat di zona merah sejak Selasa.  

Dalam sepekan, harga batu bara sudah melandai 0,81% secara point to point. Dalam sebulan, harga batu bara ambles 10% sementara dalam setahun masih melesat 72,1%.


Batu bara nyaris tidak bergerak pada perdagangan kemarin karena dua faktor yang saling berlawanan bergerak sama-sama kuat.

Keputusan Rusia untuk mengirim kembali gas ke Eropa serta pasokan gas yang membaik membuat harga batu bara tertahan. Batu bara merupakan sumber energi alternatif bagi gas sehingga pergerakan gas akan berimbas ke batu bara.

Di sisi lain, pasokan batu bara justru diproyeksi terganggu akibat cuaca. Permintaan batu bara dari China dan India juga diproyeksi meningkat. Dua faktor ini membuat harga batu bara naik.

Seperti diketahui, pemerintah Rusia mengaku siap untuk kembali menyuplai gas ke Eropa. Dalam sebuah keterangan, Wakil Perdana Menteri (PM) Rusia Alexander Novak mengatakan pihaknya siap memasok melalui pipa Nord Stream 2.

"Infrastruktur sudah siap. Jika keputusan hukum yang diperlukan dibuat oleh rekan-rekan Eropa mengenai sertifikasi dan penghapusan pembatasan, saya pikir Rusia dapat memastikan pasokan melalui jalur pipa gas ini dalam waktu singkat," kata Novak dikutip AFP, Kamis (6/10/2022).

Pengiriman gas melalui pipa saat ini dihentikan karena ada kebocoran. Padahal, Eropa tengah dikejar waktu untuk mengisi pasokan gas untuk menghadapi musim dingin. Storage gas di Eropa memang sudah terisi 89,9% dari kapasitas tetapi pasokan tetap perlu ditingkatkan untuk menghindari krisis energi.

Dengan mulai amannya pasokan, harga gas kemungkinan akan melandai sehingga batu bara pun kena imbas.

Sementara itu, Australia dan Indonesia sebagai eksportir terbesar batu bara kini menghadapi gangguan cuaca akibat hujan yang berkepanjangan.
Badan Meteorologi Australia memperkirakan curah hujan masih akan mengguyur negara tersebut. Curah hujan di Sydney bahkan mencapai rekor tertinggi sejak 1950.

Beberapa negara bagian seperti New South Wales juga terancam banjir padahal wilayah tersebut adalah salah satu kantung batu bara di Australia.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) juga sudah memberi peringatan cuaca ekstrem di Indonesia yang mengundang hujan deras. Hampir sebagian wilayah di Indonesia sudah memasuki musim hujan pada Oktober, termasuk di pusat tambang seperti Kalimantan.

Hujan akan mengganggu proses produksi dan pengiriman batu bara. Sebagai catatan, harga pasir hitam melonjak tajam pada Maret dan Mei 2022 sebagai dampak banjir di Australia.

Selain cuaca, S&P Global memperkirakan harga batu bara akan membaik pada kuartal IV-2022 karena adanya peningkatan permintaan dari India dan China.
"Harga batu bara masih akan kuat memasuki kuartal IV. Gangguan cuaca akan mengganggu pasokan sementara India dan China akan mulai menambah pasokan," tutur S&P dalam Trade Review edisi 5 Oktober.

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

Minggu Lalu Nanjak, Harga Batu Bara Melandai Pekan Ini?


(mae/mae)

Adblock test (Why?)


Dua Kubu Beradu, Harga Batu Bara Jadi Diam di Tempat - CNBC Indonesia
Read More

No comments:

Post a Comment

Cek Harga Pangan Hari Ini, Cabai Merah Keriting Naik Jadi Rp 52.800 Perkilo - TribunJakarta.com

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA -  Cek harga pangan di Jakarta pada hari ini, Senin (9/1/2023). Beberapa komoditas, memiliki harga yang stabil p...