Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar elektronika sangat terdampak dengan adanya kenaikan harga komponen bahan baku akibat menguatnya dolar AS termasuk produk laptop. Pengusaha di industri ini mengindikasikan bahwa kenaikan harga terjadi di hampir semua barang elektronik, mulai dari laptop, televisi hingga gadget.
Penyebab kenaikan ini karena sebagian besar komponen bahan baku impor yang dibayar melalui dolar AS. Akibatnya, ketika dolar AS menguat maka perlu merogoh kocek lebih dalam.
"Chips juga ada yang nggak main, ada yang main, tergantung alat elektroniknya," kata Ketua Umum Asosiasi Industri Perangkat Telematika Indonesia (AIPTI) kepada CNBC Indonesia, Rabu (26/10/22).
Mengenai kenaikan harga dari tiap alat elektronik, Ia tidak bisa memperkirakan berapa besarannya karena masing-masing perusahaan memiliki kebijakan tersendiri dalam menaikkan harga. Perusahaan besar dengan brand kuat cenderung lebih berani dalam menaikkan harga
"Kan terjadi inflasi, pasar Indonesia beli lebih mahal untuk barang elektronik. Ini karena sebagian besar dari impor yang dibeli dari dolar AS, nggak bisa dihindari. Tapi orang akan lihat apa ada chance Rupiah menguat apa tidak," sebutnya.
Beberapa harga elektronik pun terpantau sudah mulai menanjak, misalnya laptop Infinix Inbook X2 Interl Core i3 yang awal perilisannya pada awal Januari 2022 dibanderol Rp 5.999.000 kini bervariasi mulai dari Rp 5.999.000 sampai Rp 6.975.000.
Sementara itu laptop rasa tablet dari Asus yakni Vivobook Slate 13 OLED (T3300) yang baru rilis akhir Juni lalu tidak mengalami perubahan harga berarti hingga kini, yakni di angka Rp 9.099.000.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
The FED Kerek Suku Bunga Hingga Inflasi AS Rekor Lagi
(hoi/hoi)
Dolar Makin Kuat, Harga Laptop Cs Mulai Merayap Naik - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment