Rechercher dans ce blog

Tuesday, September 20, 2022

'Kiamat' Masih Bayangi Eropa, Harga Batu Bara Melonjak Lagi! - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara kembali terbang. Pada perdagangan Selasa (20//9/2022), harga batu bara kontrak Oktober di pasar ICE Newcastle ditutup di US$ 438 per ton. Harganya menguat 2,32% dibandingkan perdagangan hari sebelumnya.

Penguatan pada hari ini memperpanjang tren positif harga batu bara yang sudah berlangsung sejak Senin pekan ini.
Dalam sepekan, harga batu bara sudah menguat 2,2% secara point to point. Dalam sebulan, harga batu bara menyusut 1,3% sementara dalam setahun melesat 143,8%.

Kembali menggeliatnya harga batu bara masih ditopang oleh harga gas serta tingginya permintaan dari wilayah Eropa.


Harga gas alam EU Dutch TTF (EUR) kemarin melonjak 6,6% sehari ke 194,26 euro per megawatt-jam (MWH).  Kenaikan dipicu oleh kekhawatiran pasokan energi menjelang musim dingin.

Negara-negara Eropa sudah menyusun sejumlah langka untuk mengantisipasi pasokan energi untuk musim dingin. Di antaranya adalah dengan mengurangi penggunaan gas pada jam-jam tertentu, menghidupkan kembali pembangkit batu bara, hingga mencari pemasok gas baru.

Namun, kekhawatiran belum hilang karena persoalan utama mengenai pemangkasan gas oleh Rusia belum tertangani.

S&P Global Ratings memperkirakan anggaran energi Eropa pada tahun ini akan menembus US$ 1 triliun. Termasuk di dalamnya adalah untuk mengkompensasi kenaikan harga listrik untuk rumah tangga kelompok tertentu serta menghidupkan kembali pembangkit listrik batu bara.

Upaya Eropa untuk menghidupkan kembali pembangkit listrik batu bara inilah yang membuat pasokan pasir hitam akan ketat hingga akhir 2022.

Sebelumnya, kepala riset Noble Resources Rodrigo Echeverri memperkirakan permintaan batu bara thermal Eropa pada tahun ini mencapai 996 juta ton sementara pasokan hanya 983 juta ton. Impor batu bara dari kawasan Eropa diperkirakan akan mencapai level tertinggi dalam empat tahun pada 2022.

"Mencoba menjauh dari batu bara tidak akan menyelesaikan masalah seluruhnya. Itu hanya akan membuat batu bara semakin mahal karena batu bara tidak mudah digantikan," tutur Scott Dendy dari perusahaan riset McCloskey, seperti dikutip dari Reuters.

Produsen batu bara seperti Indonesia, Kolombia, hingga Australia kini mendapat peningkatan signifikan pemesanan batu bara dari Eropa.

"Untuk jangka pendek, semua sepertinya sepakat jika batu bara masih akan berperan penting sebagai sumber energi. Bukan hanya di Asia tetapi juga Eropa," ujar Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI),Hendra Sinadia, dikutip dari Reuters.

Montel News melaporkan inventori batu bara di pelabuhan-pelabuhan barat daya Eropa sudah terpangkas 2% dalam sepekan. Inventori batu bara di pelabuhan ARA (Amsterdam, Rotterdam and Antwerp) tercatat 6,34 juta ton, turun jauh dibandingkan pada pertengahan Agustus yang mencapai 7,17 juta ton. 

Inventori kini menyentuh ke level terendahnya sejak Juni. Inventori terpangkas dengan cepat karena derasnya pengiriman batu bara ke Jerman setelah permukaan Sungai Rhine naik.

Jerman tengah berpacu dengan waktu untuk menghidupkan kembali sejumlah pembangkit batu bara mereka untuk mengkompensasi berkurangnya gas. Mereka sudah menghidupkan kembali pembangkit batu bara Heyden di Petershagen, dekat Hanover dan di Mehrum.  Pembangkit listrik batu bara Jänschwalde di Brandenburg yang sudah pensiun juga disiagakan.

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

Naik Hampir 20% Sepekan, Harga Batu Bara Dekati US$ 400/Ton


(mae/mae)

Adblock test (Why?)


'Kiamat' Masih Bayangi Eropa, Harga Batu Bara Melonjak Lagi! - CNBC Indonesia
Read More

No comments:

Post a Comment

Cek Harga Pangan Hari Ini, Cabai Merah Keriting Naik Jadi Rp 52.800 Perkilo - TribunJakarta.com

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA -  Cek harga pangan di Jakarta pada hari ini, Senin (9/1/2023). Beberapa komoditas, memiliki harga yang stabil p...