Rechercher dans ce blog

Thursday, September 29, 2022

Harga Timah Beranjak Naik 0,88%, Gara-gara Indonesia? - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga timah dunia terpantau menguat pada sesi perdagangan hari ini setelah Jokowi menegaskan akan melarang ekspor timah, di sisi lain proyeksi buruk tentang ekonomi global sehingga kekhawatiran resesi tetap sulit membuat harga timah beranjak dari level terendahnya.

Harga timah di pasar logam dunia, London Metal Exchange (LME) pada Kamis (29/9/2022), pukul 14:05 WIB tercatat US$ 20.910 per ton, menguat 0,88% dibandingkan harga penutupan kemarin yakni US$ 20.728 per ton.


Harga timah hari ini kembali diperdagangkan di level US$ 20.000, angka ini tergolong masih berada dalam tren yang rendah. Harga timah masih lesu jika dibandingkan dengan harga sebelum perang Rusia-Ukraina meletus.

Gejolak yang terjadi pasca perang membuat kondisi ekonomi global tertekan, sehingga melemahkan permintaan timah.

Prospek keseluruhan untuk permintaan logam secara global tetap suram, karena bank sentral di seluruh dunia memperketat kebijakan moneter mereka untuk mengekang kenaikan inflasi.

Persediaan timah di gudang yang dipantau oleh bursa logam London (LME) terus menumpuk. Berdasarkan pantauan Tim Riset CNBC Indonesia pada 28 September 2022 persediaan timah di gudang LME tercatat 5.070 ton, turun 0,19% dari hari sebelumnya, tetapi masih naik 72,74%point-to-point(ptp) sejak awal bulan Juni lalu yakni sebesar 2.935 ton.

Meskipun menguat, harga timah belum mampu terangkat akibat tekanan ekonomi global. Banyak ekonom yang telah memperkirakan bahwa dunia akan terjun bersama-sama ke jurang resesi pada 2023.

Pernyataan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menjadi sentimen penguatan harga siang ini. pasca Jokowi melontarkan pernyataan tegas mengenai pelarangan ekspor mineral mentah. Setelah sukses dengan pelarangan ekspor bijih nikel, ke depan yang akan dilarang ekspornya adalah timah.

Para pelaku pasar menjadi cemas bahwa pasokan timah akan berkurang, meskipun dari sisi permintaan yang tertekan karena perlambatan ekonomi global. Dampaknya adalah harga timah dunia yang melonjak.

Menurut data Fitch Solution, Indonesia adalah produsen tambang timah terbesar kedua di dunia. Pada 2021, jumlah produksi tambang timah Indonesia sebesar 83.000 ton. Jumlah ini setara dengan 26% total produksi tambang dunia.

Mengutip data OEC World, Indonesia berkontribusi terhadap 34,1% nilai ekspor timah dunia pada 2020. Nilainya mencapai US$ 1,29 miliar atau Rp 19,68 triliun (kurs Rp15.260/US$).

Kendati demikian, secara keseluruhan harga timah masih tak bisa begitu terangkat sebab, indeks dolar (DXY), yang mengukurGreenbackdengan enam mata uang lainnya tercatat 113,59. Naik 0,88% dari posisi sebelumnya.

Dolar AS yang menguat menjadi sentimen negatif bagi timah dunia yang di banderol denganGreenbacksebab membuat harganya lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Artikel Selanjutnya

Harga Logam Berguguran! Timah Ambruk Nyaris 5%


(aum)

Adblock test (Why?)


Harga Timah Beranjak Naik 0,88%, Gara-gara Indonesia? - CNBC Indonesia
Read More

No comments:

Post a Comment

Cek Harga Pangan Hari Ini, Cabai Merah Keriting Naik Jadi Rp 52.800 Perkilo - TribunJakarta.com

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA -  Cek harga pangan di Jakarta pada hari ini, Senin (9/1/2023). Beberapa komoditas, memiliki harga yang stabil p...