Rechercher dans ce blog

Monday, September 19, 2022

Dua Faktor Ini Beradu Kuat, Harga Batu Bara Mau ke Mana? - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara nyaris tidak bergerak. Pada perdagangan Senin (19//9/2022), harga batu bara kontrak Oktober di pasar ICE Newcastle ditutup di US$ 428,05 per ton. Harganya menguat tipis 0,01% dibandingkan perdagangan pada Jumat pekan sebelumnya.

Pada perdagangan terakhir pekan lalu, Jumat (16/9/2022), harga batu bara ditutup pada posisi US$ 428 per ton. Menguatnya harga batu bara pada awal pekan ini memutus tren negatif pasir hitam yang melemah pada Kamis dan Jumat pekan lalu.

Dalam sepekan, harga batu bara masih menguat 0,13% secara point to point. Dalam sebulan, harga batu bara amblas 3,5% sementara dalam setahun melesat 138,3%.


Nyaris tidak bergeraknya harga batu bara disebabkan tarik menarik dua faktor yang saling bertolak belakang. Di satu sisi, harga gas menurun dan ikut menyeret turun harga batu bara. Di sisi lain, permintaan batu bara masih tinggi sehingga harganya naik.

Harga gas alam EU Dutch TTF (EUR) kemarin melandai 2,95% ke 182,268 euro per megawatt-jam (MWH). Harga gas melandai setelah kekhawatiran pasokan mulai mengendur. Data Gas Infrastructure Europe menunjukkan storage gas di Uni Eropa mencapai 85% atau mendekati target maksimal mereka di level 90%.

Negara-negara Eropa terus mematangkan solusi dari persoalan berkurangnya pasokan gas Rusia setelah Rusia mengancam akan terus memangkas pasokan gas selama sanksi kepada belum dicabut.

Jerman sudah menggelar pembicaraan dengan Uni Emirat Arab hingga Qatar sebagai pemasok gas alam. Sementara negara lain seperti Spanyol memilih untuk mengurangi penggunaan listrik di jam-jam sibuk.

"JIka semuanya lancar, kita memiliki kesempatan untuk melalui musim dingin ini dengan nyaman," tutur Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck, dikutip dari Reuters.

Anggota Uni Eropa juga terus meningkatkan pemesanan batu bara ke sejumlah negara, termasuk Indonesia, untuk mengkompensasi penurunan pasokan gas. Peningkatan pemesanan inilah yang memunculkan kekhawatiran adanya kekurangan pasokan sehingga membuat harga batu bara tetap tinggi.

Kepala riset Noble Resources Rodrigo Echeverri memperkirakan impor batu bara Eropa pada 2022 akan menjadi yang tertinggi dalam kurun waktu empat tahun terakhir. Noble memperkirakan permintaan batu bara thermal pada tahun ini mencapai 996 juta ton sementara pasokan hanya 983 juta ton.

Dia juga memperkirakan ada permintaan impor yang signifikan dari Eropa, India, Korea Selatan, hingga Jepang.
India diperkirakan akan mengimpor 171 juta ton batu bara thermal pada tahun ini, naik dibandingkan pada 2021 yang tercatat 149 juta ton.

Pemesanan dari wilayah Atlantik termasuk Eropa juga akan sangat kuat. Permintaan impor dari kawasan tersebut diperkirakan mencapai 180 juta ton, naik hingga 39 juta ton dibandingkan tahun lalu.

Namun, permintaan dari China diperkirakan berkurang hingga 45 juta ton menjadi 210 juta ton pada tahun ini karena melandainya aktivitas ekonomi di Negara Tirai Bambu.

Dilansir dari Argus Media, Indonesia akan menjadi salah satu pemasok utama batu bata. Ekspor dari Indonesia diperkirakan meningkat hingga 20 juta ton menjadi 467 juta ton pada 2022.


Peningkatan ekspor Indonesia akan mengkompensasi penurunan ekspor Australia. Ekspor batu bara Australia diperkirakan menurun 13 juta tin menjadi 183 juta ton pada 2022.

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

Cur Hancur! Batu Bara Makin Hancur, Seminggu Harga Ambles 14%


(mae/mae)

Adblock test (Why?)


Dua Faktor Ini Beradu Kuat, Harga Batu Bara Mau ke Mana? - CNBC Indonesia
Read More

No comments:

Post a Comment

Cek Harga Pangan Hari Ini, Cabai Merah Keriting Naik Jadi Rp 52.800 Perkilo - TribunJakarta.com

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA -  Cek harga pangan di Jakarta pada hari ini, Senin (9/1/2023). Beberapa komoditas, memiliki harga yang stabil p...