Jakarta, CNBC Indonesia - Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) penugasan dan subsidi seperti Pertalite dan Solar Subsidi tampaknya susah ditepis. Terimbas harga minyak mentah dunia yang meroket, harga keekonomian BBM ikut terongkrak naik, pemerintah pun boncos menanggulangi susidi.
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) sempat menyinggung bahwa harga keekonomian bensin dengan jenis RON 90 atau Pertalite (yang dijual Pertamina) tembus Rp17.100 per liter dari harga yang saat ini hanya Rp 7.650per liter. Artinya ada selisih Rp9.450 per liter yang harus ditanggung oleh pemerintah dengan subsidi.
Belanja negara pun membengkak, khususnya untuk subsidi energi tembus Rp520 triliun. Padahal pagu awal dalam APBN untuk subsidi energi hanya sebesar Rp152,5 triliun. Hal ini membuat kabar harga Pertalite, BBM penugasan yang konsumsinya lebih dari 80% total bensin itu, akan segera dinaikkan sebesar 30% menjadi Rp10.000 per liter.
Kenaikan harga Pertalite diprediksi akan membuat ekonomi Indonesia gonjang-ganjing. Harga kebutuhan pokok yang saat ini sudah mahal bisa makin melambung.
Dalam keranjang inflasi, bensin memiliki bobot 4% menurut data Badan Pusat Statistik (BPS). Sehingga misalnya saja harga BBM naik 10%, inflasi bisa terdorong hingga 0,4 poin persentase terhadap inflasi. Kemudian jika harga naik 30% maka inflasi bisa terdorong 1,2 poin persentase.
Dengan tidak mempertimbangkan perubahan pada komponen inflasi lainnya, maka di kala harga bensin naik 30% laju inflasi Indonesia bisa menembus 6,1% year-on-year (yoy).
Tidak imbang rasanya jika menilik dari segi pendapatan di mana Upah Minimum yang hanya naik 1,09%. Pastinya daya beli atau konsumsi masyarakat akan tergerus lantaran biaya hidup yang semakin mahal. Ujung-ujungnya ekonomi yang ditopang oleh konsumsi bisa jadi pertaruhan.
Hal tersebut bisa saja terjadi jika Pemerintah tidak menyediakan bantalan sosial dalam menghadapi dampak kenaikan harga BBM non subsidi.
Lantas barang apa saja kira-kira harga barang yang akan naik?
Harga Pertalite Naik, Imbasnya ke Makanan Sampai Angkot! - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment