Jakarta, CNBC Indonesia - Harga timah dunia turun pada perdagangan hari ini dibebani oleh permintaan yang masih lesu tercermin dari persediaan di gudang yang masih tinggi.
Pada Kamis (21/7/2022) pukul 17.15 WIB harga timah dunia tercatat US$ 24.560/ton, turun 0,53% dibandingkan dengan harga penutupan kemarin.
Persediaan timah di gudang yang dipantau oleh bursa logam London (LME) terus naik mencapai posisi tertinggi sejak Desember 2020.
Pada 20 Juli 2022 persediaan timah di gudang LME tercatat 3.440 ton, naik 70,3% point-to-point (ptp) sejak awal tahun ini.
Hal ini menjadi indikasi bahwa permintaan timah dunia masih tertekan sehingga persediaan di gudang terus menumpuk.
Tekanan lainnya datang dari wacana kenaikan suku bunga bank sentral merespons inflasi yang melambung tinggi. Pengetatan kebijakan moneter tersebut dikhawatirkan dapat memperlambat laju pertumbuhan ekonomi, bahkan hingga resesi.
Bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) pun dijadwalkan bertemu pada 26-27 Juli, ketika diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 75 bps. Kemudian, Bank sentral Eropa (ECB) juga diperkirakan akan mengerek suku bunga acuan Kamis malam nanti.
Saat ekonomi melambat atau bahkan resesi, aktivitas produksi akan melambat sehingga dapat mempengaruhi permintaan timah sebagai logam dasar industri. Permintaan turun, harga mengikuti.
Selain itu kenaikan suku bunga acuan akan membuat dolar AS terus menguat.
Dollar Index (yang mengukur greenback dengan enam mata uang utama) tercatat 107,19, naik 0,11% dibandingkan hari sebelumnya. Ini jadi sentimen negatif bagi timah yang dibanderol dengan dolar. Sebab menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Baru 6 Bulan Harganya Sudah Anjlok 33%, Timah Kenapa Sih?
(ras/vap)
Stok Numpuk di Gudang, Harga Timah Turun Terus.. - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment