Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu akhirnya melemah setelah rally panjang. Pada perdagangan Rabu (13/7/2022), harga batu kontrak Agustus di pasar ICE Newcastle ditutup di US$ 428,85 per ton. Melemah 2,18% dibandingkan hari sebelumnya,
Pelemahan tersebut adalah kali pertama sejak 29 Juni 2022. Pelemahan juga membuat si batu hitam gagal mendekati rekor tertingginya sepanjang sejarah..
Secara keseluruhan, harga batu bara masih melonjak 8% dalam sepekan secara point to point. Dalam sebulan, harga batu bara juga masih melesat 27,3% sementara dalam setahun terbang 202%.
Pelemahan harga batu bara dipicu oleh aksi profit taking serta melemahnya permintaan dari China dan Amerika Serikat (AS). Impor batu bara China hanya mencapai 18,98 juta ton pada Juni tahun ini, anjlok 33% (year on year) dan 4,5% (month to month). Secara keseluruhan, impor batu bara China pada Januari-Juni atau semester I tahun ini mencapai 115 juta ton atau merosot 17,5%
Melemahnya impor disebabkan oleh turunnya penggunaan batu bara pada pembangkit Negeri Panda serta dampak dari pembatasan aktivitas bisnis di sejumlah wilayah. Melandainya impor juga disebabkan peraturan tegas Beijing terkait batas harga batu bara lokal.
Harga batu bara lokal dibatasi CNY 770 atau US$ 114,6 per ton untuk kontrak jangka panjang dan CNY 1.200 untuk harga di pasar spot. Harga tersebut jauh lebih rendah dibandingkan harga rata-rata batu bara termal acuan Newcastle yang ada di posisi US$ 402,5 per ton.
"Trader China tidak memiliki cukup insentif atau pendorong untuk membeli batu bara dari luar negeri karena harganya yang sangat mahal. Penguatan dolar AS juga membuat penyewaan kargo lebih mahal," tutur trader batu bara asal Singapura, seperti dikutip dari Reuters.
Namun, permintaan dari China untuk akhir Juli-Agustus kemungkinan meningkat karena naiknya suhu di negara tersebut. Asosiasi transportasi dan distribusi batu bara China (CCTD) mengatakan konsumsi batu bara sudah meningkat 2 juta ton per hari di awal Juli.
Pelemahan harga batu bara juga disebabkan oleh proyeksi konsumsi batu bara di AS yang makin melandai. Badan Informasi Energi AS (EIA) memperkirakan konsumsi batu bara AS sebanyak 526,8 juta short ton atau 477,9 juta ton pada 2022.
Angka tersebut 0,3% lebih rendah dibandingkan estimasi yang dilakukan pada bulan sebelumnya. Konsumsi 2022 juga akan lebih rendah 3,5% dibandingkan 2021.
Sebaliknya, produksi dan ekspor batu bara AS akan meningkat. Produksi batu bara AS akan meningkat 2,8% pada 2022 menjadi 594,6 juta short ton atau 539,4 juta ton. Ekspor batu bara akan meningkat 3% menjadi 87,8 juta short ton atau 79,65 juta ton.
Kendati batu bara melemah tetapi harganya masih tetap tinggi dan ada di kisaran US$ 400. Masih tingginya permintaan dari belahan Eropa membuat harga batu bara tetap terjaga.
Eropa tengah dipusingkan oleh berhentinya saluran gas Nord Steam 1 serta gelombang hawa panas. Kedua faktor tersebut membuat permintaan batu bara melonjak.
Dilansir dari Reuters, Wakil Menteri Keuangan Jerman Joerg Kukies mengatakan negaranya akan menghentikan impor batu bara dari Rusia pada 1 Agustus mendatang, lebih cepat dibandingkan jadwal semula yakni 10 Agustus. Jerman kini tengah mengejar pasokan batu bara untuk memenuhi kebutuhan pembangkit listrik mereka sekaligus menambal kekurangan pasokan gas.
Namun, usaha Jerman untuk mempercepat pasokan terhambat karena debit sungai Rhine semakin menyusut. Permukaan air di Kaub -salah satu titik di sungai Rhine- diperkirakan hanya akan mencapai 73 cm pada Minggu mendatang. Saat ini, permukaan air sungai masih mencapai 100 cm. Jika permukaan air semakin menyusut maka lalu lintas pengiriman batu bara melalui sungai tersebut bisa dihentikan.
"Level permukaan di Kaub terus turun drastis 3-5 cm per hari karena cuaca yang sangat panas. Permukaan sungai yang rendah, lalu lintas pengiriman bisa dihentikan," tutur juru bicara asosiasi pembangkit listrik Jerman Markus Hennes kepada Montel News.
Hennes mengatakan jika kondisi belum membaik maka pembangkit listrik di Jerman terancam kekurangan pasokan batu bara pada minggu depan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Tancap Gas, Harga Batu Bara Kembali Melesat 8%
(mae/mae)
Nggak Jadi Rekor, Harga Batu Bara Malah Tekor - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment