Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tembaga dunia anjlok 2% lebih pada perdagangan hari ini terseret kekhawatiran akan terjadinya resesi dunia yang bisa berpengaruh terhadap permintaan tembaga.
Pada Kamis (23/6/2022) pukul 11:36 WIB harga tembaga dunia tercatat US$ 8.605/ton, turun 2,06% dibandingkan harga penutupan kemarin.
Kekhawatiran bahwa peningkatan kasus Corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) di konsumen utama China dan kenaikan suku bunga AS yang agresif akan mendorong ekonomi global ke dalam resesi membebani laju harga logam dasar.
"Pasar komoditas terpukul oleh kehancuran permintaan yang disebabkan oleh kekhawatiran resesi. Hal ini terlihat dari besi hingga energi dan logam dasar," kata seorang pedagang logam yang berbasis di Singapura.
"Dalam waktu dekat, kita perlu menunggu pengumuman stimulus dan data dari China untuk katalis berikutnya naik dari sini. Kalau tidak, (saya) pikir kita telah menemukan landasan di sini."
Ketua bank sentral Amerika Serikat (Federal Reserves/The Fed) Jerome Powell mengatakan bahwa resesi itu ada. Komitmen Powell adalah menurunkan inflasi ke 2% bahkan jika itu kemudian menimbulkan risiko perlambatan ekonomi.
"Kami tidak mencoba memprovokasi, dan saya tidak berpikir kami perlu memprovokasi, resesi," kata Powell pada sidang di hadapan Komite Perbankan Senat AS. Meskipun ia mengakui bahwa resesi "tentu saja merupakan kemungkinan" dan peristiwa dalam beberapa bulan terakhir di seluruh dunia telah mempersulit penurunan inflasi tanpa mempengaruhi laju ekonomi.
Tembaga sebagai "the new oil" akan terdampak negatif dari kenaikan suku bunga. Sebab tembaga dipakai dan digunakan sebagai bahan baku pembuatan perlengkapan sehari-hari, pembangunan, infrastruktur, transportasi, dan industri.
Di sisi lain, China melaporkan 135 kasus Covid-19 pada 22 Juni, naik dari kemarin sejumlah 126 kasus. Diantaranya, sebanyak 87 orang tidak menunjukkan gejala.
Kasus di kota Beijing dan Shanghai juga meningkat. Beijing melaporkan tiga kasus baru. Sementara Shanghai melaporkan sembilan kasus baru, naik dari kemarin sebanyak empat kasus.
Tambahan kasus di China membuat investor khawatir Pemerintah setempat kembali memberlakukan lockdown yang dapat menekan permintaan tembaga. Saat permintaan turun, harga mengikuti.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Pasokan Defisit, Harga Tembaga Menguat
(ras/ras)
Powell Bilang Resesi Itu Nyata, Harga Tembaga Jatuh 2% Lebih - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment