Jakarta, CNBC Indonesia - Melansir data situs resmi PT Antam, logammulia.com, harga emas batangan bergerak stagnan hari ini (18/6) jika dibandingkan dengan perdagangan di hari sebelumnya.
Hari ini, Sabtu (18/6), harga emas Antam ada di Rp 999.000/gram tidak berubah dari harga pada Jumat (17/6). Dalam sepekan, emas Antam naik 0,4% atau bertambah Rp 4.000.
Harga buyback (harga yang digunakan ketika menjual emas kembali) ikut menguat Rp 5.000 per gram menjadi di Rp 875.000/gram.
"Harga jual kembali adalah sama untuk semua pecahan dan tahun produksi. Untuk transaksibuybacksilakan menghubungi Butik Emas LM terdekat dengan jam layanan pada hari kerja Senin-Jumat. Pembayaran dilakukan secara transfer pada H+2 s/d H+3 (hari kerja).
Jika kemasan rusak atau hilang dikenakan potongan sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku," jelas keterangan di situs Antam.
Namun, harga emas dunia turun 0,93% pada perdagangan Jumat (17/6) dan ambles 1,69% dalam sepekan.
Hal tersebut dipicu oleh keperkasaan indeks dolar AS di pasar spot. Dollar Index(yang mengukurgreenbackdengan enam mata uang utama lainnya) tercatat telah naik tajam 0,98% ke posisi 104,65 di perdagangan Jumat (17/6). Di sepanjang pekan ini dolar AS berhasil menguat 0,4%.
Sejatinya apresiasi dolar AS merupakan kapitalis negatif bagi harga emas.
Sebab, emas adalah aset yang dibanderol dalam dolar AS. Saat dolar AS menguat, maka emas jadi lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lain. Permintaan emas turun, harga pun terkoreksi.
Lantas, bagaimana tren selanjutnya?
Ilya Spivak, analis dari DailyFX, memperkirakan emas akan terus melemah setelah menjalani periode yang sangat volatile selama delapan hari terakhir.
Pada Jumat (10/6), ketika data inflasi Amerika Serikat (AS) diumumkan, harga emas terbang ke titik tertingginya dalam sebulan lebih di harga US$ 1.870,96 per troy ons.
Kemudian, harga emas juga terpelanting ke level terendah dalam sebulan pada Selasa (14/6) atau menjelang pengumuman The Fed ke titik US$ 1.808,10 per troy ons.
Spivak menambahkan bahwa trader dan investor masih mempertimbangkan kenaikan suku bunga AS serta kekhawatiran resesi. Dua hal yang menarik ulur ini membuat emas sulit ditebak.
Kenaikan suku bunga The Fed akan melambungkan dolar AS danyieldsurat utang pemerintah AS. Keduanya berdampak buruk kepada pergerakan emas.
Namun, kenaikan suku bunga acuan yang tinggi juga bisa membawa AS ke dalam jurang resesi.
Emas merupakan aset aman di tengah memburuknya perekonomian, sehingga akan tetap dicari saat terjadi resesi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Duh duh duh.. Emas Dunia Loyo 3 Hari, Harga Emas Antam Juga
(aaf/aaf)
Harga Emas Antam 18 Juni: Stagnan! Tapi Sepekan Naik Rp 4000 - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment