Jakarta, CNBC Indonesia - Jelang akhir tahun harga nikel terpantau menguat. Defisit pasokan nikel jadi pendorong harga logam dasar industri tersebut.
Akhir pekan kemarin harga nikel ditutup di US$ 20.045/ton, naik 0,12% dibanding hari sebelumnya.
Sumber: Investing
|
Pasar nikel sepanjang tahun 2021 diperkirakan mengalami defisit di sekitar 150.000 ton, menurut Global Palladium Fund. Penyebabnya adalah produksi nikel dari Indonesia khususnya jenis Nickel Pig Iron masih belum optima karena pandemi.
Di sisi permintaan, konsumsi China, pengguna nikel terbesar dunia, meningkat pesat tahun ini untuk pembuatan baja anti karat (stainless steel). Produksi stainless steel global telah bangkit pada tahun 2021 dan mencatat pertumbuhan sebesar 25% year-on-year (yoy) di semester pertama, menurut International Stainless Steel Forum.
Berdasarkan laporan Australian Department of Industry, Science, Energy and Resources (DISER), konsumsi produk jadi nikel global diperkirakan akan mencapai 2,9 juta metric ton (mt) pada tahun 2022.
DISER melihat industri kendaraan listrik (EV) sedang booming dan industri baterai akan menjadi motor penggerak utama pertumbuhan konsumsi nikel di masa depan.
Permintaan nikel diperkirakan akan cenderung lebih tinggi karena penerapan langkah-langkah dekarbonisasi yang berkelanjutan dari komitmen COP26.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
(ras/ras)
Pasokan Seret, Harga Nikel Naik Tipis - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment