Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara melesat pada perdagangan pekan lalu. Harga si batu hitam naik selama dua pekan beruntun.
Sepanjang pekan lalu, harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) melesat 11,39% secara point-to-point. Seminggu sebelumnya harga naik 7,3%. Jadi dalam dua minggu terakhir, harga komoditas ini meroket 19,52%.
Setidaknya ada dua faktor yang menyebabkan lonjakan harga batu bara. Satu, setelah menyentuh titik puncak pada 5 Oktober 2021, di mana harga mencapai US$ 280/ton, harga komoditas ini jatuh hingga ke US$ 137,1/ton pada 2 November 2021. Ada koreksi 51,03%.
Selepas 2 November 2021, harga batu bara cenderung naik dan puncaknya terjadi Kamis pekan lalu dengan harga menyentuh US$ 184,5/ton. Dibandingkan posisi 2 November 2021, harga sudah naik 34,57%.
Betul harga batu bara sudah melejit 34% lebih. Namun ingat, harga sempat ambrol lebih dari 51%. Jadi ruang bagi batu bara untuk mencetak technical rebound masih terbuka.
Dua, ada harapan permintaan batu bara akan naik, utamanya di China. Sektor properti di Negeri Panda, yang sedang babak belur dihajar krisis utang, mendapat stimulus dari pemerintah. Misalnya, pemerintahan Presiden Xi Jinping memerintahkan perbankan untuk menggenjot penyaluran kredit ke sektor properti untuk mengurangi tekanan arus kas Evergrande cs.
Kebangkitan sektor properti akan meningkatkan kebutuhan terhadap baja. Industri baja adalah industri yang padat energi, dan sumber energi itu datang dari batu bara.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Seminggu Harga Naik 11%, Batu Bara Perkasa! Obatnya Apa? - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment