Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia bergerak naik pada perdagangan pagi ini. Lunturnya pamor dolar Amerika Serikat (AS) jadi penyebab keperkasaan emas.
Pada Senin (4/10/2021) pukul 06:01 WIB, harga emas dunia di pasar spot tercatat US$ 1.763,93/troy ons. Naik 0,2% dibandingkan posisi akhir pekan lalu.
Keperkasaan nilai tukar mata uang dolar Amerika Serikat (AS) yang memudar jadi 'doping' buat sang logam mulia. Pada pukul 06:18 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) terkoreksi 0,08%.
Koreksi ini terjadi setelah dolar AS mengalami reli yang cukup panjang. Sejak akhir 2020 (year-to-date), Dollar Index naik 4,47%. Jadi mata uang Negeri Paman Sam memang rentan terserang aksi ambil untung (profit taking).
Harga emas dan dolar AS punya hubungan berbanding terbalik. Saat dolar AS lesu maka harga emas bakal melaju.
Ini karena emas adalah aset yang dibanderol dalam dolar AS. Ketika dolar AS melemah, emas jadi lebih murah bagi investor yang memegang mata uang lain. Permintaan emas naik, harga pun terungkit.
Selain itu, kekhawatiran pasar terhadap risiko tekanan inflasi membuat emas menjadi 'seksi'. Emas adalah aset untuk melakukan lindung nilai (hedging) terhadap inflasi.
"Kalau ada yang mencoba mengatakan bahwa risiko inflasi masih jauh, maka itu adalah pembodohan," tegas Ole Hansen, Analis Saxo Bank, seperti diberitakan Reuters.
Kenaikan harga komoditas energi, lanjut Hansen, adalah contoh nyata tekanan inflasi. Nah, emas adalah aset yang anti-inflasi sehingga kemungkinan akan menjadi primadona di pasar.
"Lonjakan harga komoditas energi terutama di Eropa dan China akan mendongkrak inflasi dan menciptakan guncangan. Ini akan menopang kenakan harga emas," tambah Hansen.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Kebangkitan Harga Emas Sudah di Depan Mata...? - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment