Jakarta, CNBC Indonesia - Ada yang sangat bullish terhadap emas. Konon kabarnya emas bisa tembus US$ 5.000 - US$ 10.000 per troy ons. Meskipun saat ini harga emas masih sangat jauh dari rentang tersebut tetapi tren pergerakan emas cenderung bullish dalam satu bulan terakhir.
Mengawali perdagangan awal pekan ini harga emas dunia di pasar spot naik 0,24% ke US$ 1.907/troy ons. Indeks dolar kembali flat dan harga cryptocurrency Bitcoin jatuh lagi, sehingga emas punya momentum untuk menguat.
Survei yang dilakukan oleh Kitco terhadap analis maupun investor emas juga menunjukkan bahwa sentimen di kalangan investor untuk emas tetap bullish. Sebanyak 57% analis Wall Street melihat harga emas bullish minggu ini.
Beralih ke Main Street, 67% responden yang disuvei Kitco juga sependapat dengan 57% analis Wall Street yang melihat harga emas bakal melanjutkan tren naik minggu ini.
"Emas perlahan akan melayang lebih tinggi. Jika ada ketakutan inflasi di luar sana, emas akan disambut baik. Satu hal yang harus kita perhatikan adalah dolar AS. Jika dolar mulai mencicipi area 93-94, akan sulit bagi emas untuk melanjutkan. Sekitar area 90 pada indeks dolar AS bagus untuk emas dan bagus untuk ekspor," kata direktur Walsh Trading John Weyer sebagaimana diwartakan Kitco.
Sependapat dengan Weyer, Kevin Grady selaku presiden di Phoenix Futures and Options LLC juga mengungkapkan hal serupa. Menurutnya inflasi akan tetap terjadi. Apalagi dengan adanya proposal infrastruktur Joe Biden yang bakal meningkatkan permintaan di sektor publik dan membuat harga-harga beterbangan.
Grady mencontohkan bahwa beberapa harga komoditas seperti kayu, tembaga hingga baja sudah naik sangat tinggi di tahun ini.
Sosok yang paling fenomenal adalah Scott Minerd selaku CIO Guggenheim's Menurutnya target harga emas berada di antara US$ 5.000 - US$ 10.000 per troy ons.
"Saat uang meninggalkan crypto dan orang-orang masih mencari aset untuk lindung nilai dari inflasi, emas dan perak akan menjadi tempat yang jauh lebih baik untuk dikunjungi." kata Scott Minerd.
Namun sebelum jauh-jauh ke sana harga emas harus bisa tembus dulu di US$ 1.950 dan US$ 2.000 setidaknya untuk kembali ke level all time high.
Dari sisi teknikal, Franky Nangoy selaku Senior Market Strategist di Fullerton Research mengatakan pasar emas sudah terlihat berada di level jenuh beli (overbought).
Untuk minggu ini terlihat pasar akan berada di area konsolidasi antara US$ 1.881 hingga US$ 1.915. Potensi lanjutan jika pasar berhasil menembus US$ 1.915 dengan level selanjutnya di US$ 1.930 dan US$ 1.940.
Sedangkan untuk batas bawah terlihat pasar akan sedikit mengalami koreksi dalam minggu ini ke area US$ 1.887 dengan potensi break menuju US$ 1.872 hingga US$ 1.863.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
(twg/twg)
Market Saat Kripto Drop, Ramalan Harga Emas ke US$10.000 Muncul Lagi 31 May 2021 10 - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment