Rechercher dans ce blog

Tuesday, May 4, 2021

Harga Batu Bara sudah Sampai Puncak nih, Waspada Koreksi! - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara termal acuan ICE Newcastle mulai menunjukkan tanda koreksi. Pada perdagangan kemarin, harga kontrak batu bara yang aktif diperjualbelikan di bursa berjangka turun tipis 0,11%. Alhasil harga batu bara yang sebelumnya tembus US$ 91,85/ton, kini menjadi US$ 91,75/ton.

Tren harga batu bara yang stabil di rentang US$ 85 - US$ 90 ditopang oleh berbagai faktor. Mulai dari prospek pemulihan ekonomi hingga ketatnya pasokan batu bara China yang membuat kebijakan impornya lebih longgar.

Namun tren koreksi harga kemarin bisa jadi sinyal awal penurunan harga secara temporer. Kecuali jika harga batu bara domestik China semakin meningkat. Tentu hal tersebut beda ceritanya.


Harga batu bara Newcastle yang naik di atas tahun lalu juga mendorong peningkatan harga batu bara acuan (HBA) RI.Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), HBA pada Januari 2021 sebesar US$ 75,84/ton lalu melesat menjadi US$ 87,79/ton pada Februari, dan turun di Maret menjadi US$ 84,47/ton.

Harga tersebut melonjak bila dibandingkan denganHBApada kuartal I 2020, di mana harga pada Januari 2020 hanya berada di level US$ 65,93/ton, lalu menanjak ke US$ 66,89/ton pada Februari 2020, dan naik tipis ke US$ 67,08/ton.

Berdasarkan data Minerba One Data Indonesia (MODI) Kementerian ESDM, produksi batu bara terlihat lebih tinggi pada Maret 2021 yakni mencapai 49,46 juta ton, meningkat dari Februari yang sebesar 45,70 juta ton dan Januari 48,55 juta ton.

Namun jika dihitung satu kuartal penuh, produksi batu bara nasional mengalami penurunan sebesar 4,12% di tiga bulan pertama tahun 2021. Total produksi tahun ini menjadi143,69 juta ton dari 149,88 juta ton pada kuartal I 2020.

Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBIHendra Sinadiamengatakan, turunnya produksi batu bara di kuartal I 2021 dikarenakan faktor cuaca buruk. Seperti diketahui, curah hujan sangat tinggi di awal tahun 2021 ini. Pada pertengahan Januari misalnya, telah terjadi banjir di Provinsi Kalimantan Selatan yang banyak terdapat area pertambangan.

"Sebagian wilayah Kalimantan Timur (Kaltim) juga banjir. Ini yang berpengaruh terhadap produksi batu bara," ungkapnya kepadaCNBCIndonesia, Selasa(04/05/2021).

Penurunan produksi di awal tahun menurutnya sudah menjadi tren dari tahun ke tahun. Menurutnya, biasanya di kuartal I, faktor cuaca menjadi penghambat laju produksi batu bara.

"Jika melihat tren produksi, biasanya di kuartal I di tahun-tahun sebelumnya, tingkat produksi lebih rendah karena memang disebabkan oleh faktor cuaca," jelasnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, penurunan produksi tersebut mendorong menguatnya harga komoditas batu bara. Terlebih, lanjutnya, permintaan batu bara di kuartal I cukup tinggi.

"Pasokan dari Australia juga sempat terpengaruh akibat banjir di beberapa wilayah yang memiliki konsesi batu bara," ujarnya.

Tahun ini pemerintah menargetkan produksi batu bara nasional meningkat menjadi 625 juta ton, bertambah 75 juta ton dari rencana semula 550 juta ton.

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]

(tas/tas)

Adblock test (Why?)


Harga Batu Bara sudah Sampai Puncak nih, Waspada Koreksi! - CNBC Indonesia
Read More

No comments:

Post a Comment

Cek Harga Pangan Hari Ini, Cabai Merah Keriting Naik Jadi Rp 52.800 Perkilo - TribunJakarta.com

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA -  Cek harga pangan di Jakarta pada hari ini, Senin (9/1/2023). Beberapa komoditas, memiliki harga yang stabil p...