Rechercher dans ce blog

Thursday, May 6, 2021

Ada Insiden Serius di Afrika Selatan, Harga Batu Bara Menguat Market - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara ternyata masih mampu untuk menguat. Apresiasi yang terjadi membuat harga si batu hitam berada di level tertingginya dalam dua bulan terakhir. 

Pada penutupan perdagangan kemarin (5/5/2021), harga kontrak futures (berjangka) batu bara termal ICE Newcastle naik 1,04% ke US$ 92,7/ton. Padahal di periode sebelumnya harga batu bara cenderung flat


Kombinasi antara prospek perbaikan permintaan dan ketatnya pasokan hingga masalah distribusi ikut membuat harga terangkat. Jika dibandingkan dengan tahun lalu harga batu bara sudah naik lebih dari 30% (yoy).

Ketika pandemi Covid-19 memicu lockdown terjadi di mana-mana dan mobilitas masyarakat tersendat, permintaan listrik dan juga batu bara terutama untuk sektor komersial dan industri ikut turun. 

Tahun ini dengan gencarnya program vaksinasi masal prospek pertumbuhan ekonomi akan lebih baik. Begitu juga dengan mobilitas masyarakat. Hal ini diharapkan dapat mendongkrak permintaan terhadap berbagai komoditas, salah satunya bahan bakar seperti minyak dan batu bara. 

Ketatnya pasokan batu bara China akibat inspeksi keselamatan di berbagai area tambang yang menurunkan produksi di tengah kebutuhan yang meningkat akibat naiknya konsumsi listrik membuat harga batu bara acuan Negeri Panda terbang. 

Kenaikan harga batu bara lokal membuat biaya input perusahaan utilitas meningkat sehingga menggerus profitabilitas. Harga batu bara impor justru lebih murah ketimbang harga lokal. Akibatnya keran impor batu bara China dibuka lebih lebar dari biasanya. 

Peningkatan permintaan impor China diharapkan mampu mengimbangi potensi penurunan permintaan dari India yang saat ini tengah kewalahan menangani pandemi Covid-19 di negaranya yang semakin tak terbendung. 

Beralih ke dalam negeri, produksi batu bara RI sepanjang kuartal pertama tahun ini juga mengalami penurunan sebesar 4,12% (yoy). Total produksi tahun ini menjadi143,69 juta ton dari 149,88 juta ton pada kuartal I 2020.

Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia mengatakan, turunnya produksi batu bara di kuartal I 2021 dikarenakan faktor cuaca buruk.

Seperti diketahui, curah hujan sangat tinggi di awal tahun 2021 ini. Pada pertengahan Januari misalnya, telah terjadi banjir di Provinsi Kalimantan Selatan yang banyak terdapat area pertambangan.

Di sisi lain ada juga masalah distribusi yang terjadi sehingga membuat harganya naik. Melansir Argus Media operator kereta api Afrika Selatan Transnet Freight Rail (TFR) telah mengeluarkan peringatan potensi force majeure untuk pengiriman batu bara ke Richards Bay Coal Terminal (RBCT) setelah tergelincir minggu lalu.

Harga batu bara API 4 telah meningkat sejak terjadinya insiden tersebut. Argus NAR 6.000 kcal/kg fob di Richards Bay naik menjadi US$ 98,62/ton kemarin. Harganya naik dari US$ 90,09 /ton pada 27 April lalu. 

Itulah beberapa faktor pemicu terjadinya kenaikan harga batu bara di sepanjang tahun 2021 dan alasan di balik mengapa harga cenderung stabil di atas US$ 80/ton.

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]

(twg/twg)

Adblock test (Why?)


Ada Insiden Serius di Afrika Selatan, Harga Batu Bara Menguat Market - CNBC Indonesia
Read More

No comments:

Post a Comment

Cek Harga Pangan Hari Ini, Cabai Merah Keriting Naik Jadi Rp 52.800 Perkilo - TribunJakarta.com

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA -  Cek harga pangan di Jakarta pada hari ini, Senin (9/1/2023). Beberapa komoditas, memiliki harga yang stabil p...