Vibiznews – Commodity) – Pergerakan harga minyak sawit pada minggu ke tiga bulan April tahun 2021 ini dari tanggal 19 April – 23 April 2021.Selama seminggu ini harga minyak sawit naik 5.7%. Harga minyak sawit kembali naik pada seminggu ini, karena kenaikan dari minyak nabati saingan yaitu minyak kedelai, dimana harga minyak kedelai naik karena persediaan sedikit, sementara cuaca kering di Amerika Selatan sehingga hasil kedelai belum meningkat, jadi pembelian kedelai masih dari AS, yang persediaannya juga sudah terbatas, sementara panen belum berlangsung.
Pada Minggu ini di hari Kamis harga Minyak sawit naik ke harga tertinggi satu bulan, salah satu faktor pemicu kenaikan harga pada minggu ini adalah laporan perkiraan produksi turun karena kekurangan pekerja :
• Hasil sawit Malaysia 16.73 ton minyak per ha pada tahun 2020 dengan perbandingan di 2018 sebesar 17.19 ton dan di 2017 17.89 ton, terjadi penurunan pada dua tahun terakhir. Perkiraan produksi harus mencapai 25 sampai 26 ton per ha.
• Masalahnya buah yang matang tidak dapat dipanen karena kekurangan pekerja akibat pandemi Covid-19, pekerja asing yang ada di perkebunan sawit sudah tidak ada lagi.
• Kekurangan pekerja menjadi masalah bagi perkebunan rakyat yang kecil, dan juga bagi perkebunan yang dikuasai perusahaan besar.
• Kekurangan pekerja selain pada saat panen, juga tidak adanya yang memelihara tanaman, untuk memberi pupuk, penyemprotan hama dan lain-lain. Menurut the Malaysian Palm Oil Board (MPOB) kekurangan pekerja sebesar 31,021 orang yang biasa bekerja di 76% dari total perkebunan sawit.
• Berdasarkan perhitungan the Malaysian Estate Owners’ Association (MEOA) produksi panen 1.5 ton per hari dengan pekerja 280 hari kerja per tahun, jadi kerugian sebesar 17.143 juta ton per tahun atau 20 % dari hasil panen. Kerugian dari hasil panen ini membuat kerugian produksi 17.143 juta ton CPO dan 857,000 ton biji sawit per tahun.
• Produksi CPO Malaysia turun 3.76% menjadi 19.1 juta ton pada tahun 2020 dari 19.86 juta ton di 2019. Produksi diperkirakan menjadi 19.5 juta ton sampai 19.6 juta ton pada tahun ini.
• Untuk memperkerjakan pekerja lokal ada keterbatasan karena orang muda Malaysia kurang berminat bekerja di perkebunan sebagai pekerja lapangan atau buruh. Para pekerja lokal lebih menyukai pekerjaan yang lebih nyaman di pabrik-pabrik, sehingga pekerjaan di perkebunan sawit diisi oleh pekerja asing.
• Karena itu perusahaan perkebunan sawit besar mulai memikirkan untuk memakai mesin-mesin tapi untuk memanen sawit memerlukan tenaga kerja yang lebih banyak tidak bisa memakai mesin.
Pergerakan harga minyak sawit pada minggu ke tiga di bulan April :
• Harga minyak sawit Juli pada penutupan pasar hari Jumat 23 April 2021 turun 60 ringgit atau 1.5% menjadi 3,929 ringgit ($956.66) per ton.
• Harga minyak sawit Juli pada hari Kamis 22 April 2021 naik di Bursa Malaysia Derivatives Exchange 99 ringgit atau 2.54% menjadi 3,993 ringgit ($971.41) per ton harga tertinggi sejak 23 Maret.
• Harga minyak sawit Juli pada penutupan pasar hari Rabu 21 April 2021 di Bursa Malaysia Derivatif Exchange naik 87 ringgit atau 2.29% menjadi 3,892 ringgit ($944.89) per ton, harga tertinggi sejak 8 April. Pada perdagangan hari ini harga minyak sawit sempat naik 3.8%.
• Harga minyak sawit Juli pada penutupan pasar hari Selasa 20 April 2021 di Bursa Malaysia Derivatives Exchange naik 94 ringgit atau 2.53% menjadi 3,804 ringgit ($924.87) per ton, berbalik dari turun 0.8% pada siang hari.
• Harga minyak sawit Juli pada penutupan pasar hari Senin 19 April 2021 di Bursa Malaysia Derivatif Exchange turun 13 ringgit atau 0.35% menjadi 3,170 ringgit ($900.05) per ton, sempat turun sebesar 1.4% pada perdagangan siang hari.
Faktor penggerak kenaikan harga minyak sawit:
• Laporan World Bank, bahwa minyak nabati global sedang mengalami momentum yang baik di 2021, karena persediaan turun dan peningkatan konsumsi. Harga komoditas masih baik pada saat ini karena pertumbuhan ekonomi yang membaik.
• The Southern Peninsula Palm Oil Millers Association di Malaysia memperkirakan produksi selama 1 – 20 April tidak berubah dari bulan lalu, menurut para traders sehingga mengurangi harapan bahwa persediaan akan meningkat kembali.
• Harga minyak kedelai lebih mahal $311 dari minyak sawit, sehingga minyak sawit bisa jadi pengganti dari minyak kedelai.
• Kenaikan harga minyak sawit sangat dipengaruhi oleh kenaikan harga minyak kedelai dimana harga minyak kedelai pada hari Rabu naik tinggi karena persediaan dari minyak kedelai global sedikit.
• Cargo Surveyors Malaysia mengatakan bahwa ekspor minyak sawit Malaysia dari 1-20 April meningkat antara 10% sampai 12.7% dari bulan lalu. Kenaikan pengiriman turun tidak sesuai dengan yang diperkirakan trader.
• Dengan kenaikan ekspor yang tidak sesuai dengan perkiraan trader dan produksi yang tidak bertambah maka kemungkinan persediaan tidak akan turun banyak, sehingga harga minyak sawit masih akan stabil sampai akhir April dan pertengahan Mei.
• Harga minyak mentah naik pada hari Selasa karena melemahnya dolar AS sehingga membuat harga komoditas lain naik, kenaikan harga minyak mentah juga disebabkan oleh turunnya persediaan minyak mentah di AS. Peningkatan harga minyak mentah mendorong naiknya permintaan biodiesel yang dari minyak sawit sehingga persediaan minyak sawit berkurang.
• Permintaan akan biofuels akan meningkat sejalan dengan himbauan untuk lebih menggunakan bahan bakar nabati dibanding bahan bakar fossil.
Pada minggu ini yang menyebabkan penurunan harga minyak sawit:
• Faktor penurunan dari minyak sawit dari turunnya ekspor dari India dan Uni Eropa karena peningkatan penderita covid-19 di India semakin tinggi, sehingga India yang merupakan importir terbesar minyak nabati dunia akan mengurangi permintaanya.
• Uni Eropa pembeli terbesar ke tiga dari minyak sawit Malaysia mengimpor 4.23 juta ton di 2020/21 turun 4.55 juta ton dari tahun lalu, menurut European Commission.
• Peningkatan penderita covid-19 di India semakin tinggi, sehingga India yang merupakan importir terbesar minyak nabati dunia akan mengurangi permintaanya dan melakukan penutupan pelabuhannya.
• Pada hari Minggu di New Delhi, ibu kota India tercatat 25,500 pasien covid-19 bertambah dalam 24 jam, dan dari 3 orang yang dites satu orang positif sehingga terjadi lockdown.
• Sementara data di Indonesia negara produsen minyak sawit terbesar di dunia persediaan pada bulan Februari sebesar 4.04 juta ton menurut Indonesian Palm Oil Association (GAPKI) pada hari Jumat.
• Perkiraan pasar produksi minyak sawit Indonesia di bulan Maret akan meningkat, sementara eksporpun akan meningkat.
• Investor memperkirakan Indonesia akan menaikan pajak ekspor minyak sawit menjadi $144 per ton di bulan Mei dari $116 perton di bulan April, setelah Malaysia menaikkan pajak ekspor pada bulan depan.
Kesimpulan :
Pada minggu ini harga minyak sawit naik ke harga tertinggi satu bulan, faktor yang terutama adalah dari kenaikan dari minyak kedelai karena kenaikan harga kedelai akibat dari persediaan berkurang.
Permintaan akan biodiesel akan meningkat sejalan dengan anjuran untuk menggunakan bahan bakar nabati yang tidak merusak lingkungan dibanding penggunaan bahan bakar fossil.
Sedangkan pemicu kenaikan adalah produksi minyak sawit masih belum meningkat karena kekurangan pekerja di ladang akibat tidak adanya buruh asing yang dapat bekerja di ladang sawit, karena pandemi covid-19.
Namun kenaikan harga minyak sawit dibatasi oleh penurunan ekspor karena importir terbesar India melakukan lockdown akibat meningkatnya pertambahan penderita covid dan pelabuhannya ditutup. Demikian juga di Eropa akibat pandemi permintaan minyak sawit juga turun.
Analisa tehnikal untuk minyak sawit dengan support pertama di 3,850 ringgit dan berikut ke 3, 810 ringgit sedangkan resistant pertama di 4,060 ringgit dan berikut ke 4,120 ringgit.
Loni T / Senior Analyst Vibiz Research Centre Division, Vibiz Consulting
Editor : Asido.
Laporan Mingguan Minyak Sawit 19 – 23 April 2021, Mencapai Harga Tertinggi Satu Bulan - Vibiznews
Read More
No comments:
Post a Comment